Kamis, 10 Maret 2011

Karya Ilmiah "Pengaruh rokok terhadap kesehatan dikalangan masyarakat"

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar belakang
Seperti yang kita ketahui rokok tidak asing lagi kita dengar dan kita lihat, kini setiap toko atau warung sudah memperjual belikan rokok, hal ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat karena rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, hipertensi, gangguan kehamilan dan janin.
Selain itu hal ini juga dapat merusak kadar – kadar jati diri bangsa. Sekarang banyak siswa yang mengkomsumsi rokok. Ini semua membuktikan bahwa rokok sudah merajalela dikalangan masyarakat. Mengkomsumsi rokok juga dapat mengakibatkan rusaknya mental masyarakat.

B. Rumusan masalah
1. Apakah yang melatarbelakangi masyarakat menggunakan rokok ?
2. Bagaimana pengaruh rokok dikalangan masyarakat ?
3. Bagaimana upaya penanggulangan penggunaan rokok dikalangan masyarakat?

C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui latar belakang masyarakat menggunakan rokok.
2. Untuk mengetahui pengaruh rokok dikalangan masyarakat.
3. Untuk mengetahui upaya penanggulangan rokok dikalangan masyarakat.

D. Manfaat penelitian
Untuk mengetahui dampak positif dan negatif terhadap rokok dan mengetahui seluk – beluk rokok.


E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut.
Bab I merupakan bab pendahuluan yang mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan bab tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang menguraikan tentang tinjauan pustaka dan kerangka pikir.
Bab III merupakan bab metodologi penulisan yang menjelaskan sumber data, metode pengumpulan data.
Bab IV merupakan bab pembahasan yang berisi tentang narkotika di kalangan remaja.
Bab V merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Rokok / Tembakau
Menurut, Drs. Yayan Suherian di buku sosiologinya halaman 69 mengatakan bahwa tembakau mengandung racun nikotin keras, untungnya nikotin lenyap pada waktu tembakau terbakar urap saraf dapat menimbulkan ketagihan. TIRmerupakan zat yang mengandung dalam tembakau yang dapat menimbulkan penyakit kanker paru-paru mengapa para remaja harus diselamatkan dari bahaya Narkotika! Orang tua tidak selamanya kuat dan hidup.
Orang tua itu bila sudah umur 55 Tahun ke atas, tenaganya tidak kuat lagi untuk bekerja. Umur 55 tahun untuk pegawai negeri sudah mulai pensium dan harus di ganti dengan angkatan mudah . peran remaja haruslah mempersiapkan diri menjadi orang besar berjiwa besar dan tangguh menghadapi kesulitan – kesulitan dan mampu mengatasinya.
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa.Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa.Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata.Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
• Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
• Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
• Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
• Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
• Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
• Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
• Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
• Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan caradigiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
• Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokoksama besar.
Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian :
1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam Filter Internasional, Djarum Super, dll.
2. Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, LA Light, Surya Slim, dll.
Rokok berdasarkan penggunaan filter.
• Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
• Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
Hidup Bebas Tanpa Rokok
Kebanyakan perokok, yang jarang merokok, ataupun yang bisa menghabiskan 2 pack rokok setiap hari, ingin berhenti merokok.Kita tahu bahwa disamping rasa rokok yang enak, energi yang timbul setelah merokok, dan perasaan nyaman setelah menghirup udara, ada keinginan untuk berhenti karena takut akan bahaya merokok atau hal lain.
Takut terkena kanker di kemudian hari, kolesterol meningkat, detak jantung tidak beraturan, penyakit maag, hingga masalah penampilan seperti gigi menguning dan nafas bau tembakau serta baju bau asbak.Alasan orang untuk merokok bermacam-macam. Ada yang merokok karena ingin mendapat efek segar, atau karena kebiasaan, misalnya senang, marah, gelisah yang memicu keinginan merokok, atau karena tubuh meminta dosis nikotin yang minimal sama dengan hari sebelumnya.
Kalau ditanya, hampir semua perokok ingin berhenti.Tetapi ini bukan perkara gampang.Pemicu keinginan merokok bisa bermacam-macam, dan tiba-tiba datangnya. Pada saat itu, orang yang sudah berhenti merokok selama 3 bulan sekalipun bisa kembali merokok

2. Kesehatan
Menurut Drs. Bambang Marhijanto mengatakan di kamus BHS. Indonesianya kesehatan merupakan dari kata yang artinya keadaan badan segera tak terasa apapun.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok“.Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban saya dan para kader kesehatan untuk mensosialisasikannya.
Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri.Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang.Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang.Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas.Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit.Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.
ZAT KIMIA
Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol.Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).
NIKOTIN
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
TIMAH HITAM (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akanmenghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!
GAS KARBONMONOKSIDA (CO)
Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!
TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.
DAMPAK PARU-PARU
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru.Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia).Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM).Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini.Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru.Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
DAMPAK TERHADAP JANTUNG
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut.Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.
Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard.Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung.Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.

B. Kerangka Pikir
1. Kerangka Pikir Penulis
Rokok adalah tembakau mengandung racun nikotin keras, untungnya nikotin hanya lenyap pada tembakau terbakar urap saraf dapat menimbulkan ketagihan. TIR merupakan zat yang mengandung dalam tembakau yang dapat menimbulkan penyakit kanker paru – paru.
Kesehatan dalam keadaan badan segar tak terasa apapun. Oleh sebab itu di duga ada pengaruh yang ditimbulkan rokok terhadap tingkat kesehatan siswa.
Kesehatan merupakan faktor utama penunjang kebugaran tubuh seorang namun karena adanya rokok mengakibatkan kondisi tubuh melemah.










BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada masyarakat pengguna rokok yang ada di Makassar.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2011 sampai 1 Februari 2011.

B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap.Populasi dalam penelitian ini adalah remaja.
Sedangkan sampel yaitu himpunan bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian.Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat yang ada di Kota Makassar.
Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampling Sistematis dimana pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data kuantatif yaitu data yang berbentuk pengolahan angka atau bilangan atau data numerik untuk dapat menghasilkan penafsiran yang kokoh.
b. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh berupa pernyataan atau tulisan yang dijadikan pertimbangan dalam memperoleh suatu kesimpulan untuk memperjelas pemecahan masalah berupa tanggapan responden.
2. Sumber Data
a. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui hasil penelitian langsung terhadap obyek yang diteliti. Data tersebut diperoleh melalui metode wawancara, observasi, dan hasil angket dari responden. Jawaban responden kemudian diberi skor dan ditabulasikan.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari dokumentasi/tulisan (buku-buku, laporan-laporan, karya ilmiah dan hasil penelitian) dan dari informasi pihak-pihak yang berkaitan dengan kajian yang diteliti.

D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Riset kepustakaan, adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan pustaka dari berbagai literatur karya ilmiah, majalah, dan buku-buku yang menyangkut teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas.
2. Riset lapangan, adalah metode pengumpulan data yang dilakukan di lokasi (objek penelitian) secara langsung yang terdiri dari :
a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung pada masyarakat, khususnya remaja pengguna rokok.
b. Angket, untuk mengetahui lebih jelas pemahaman masyarakat terhadap penggunaan rokok.

E. Variabel Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan dan hipotesis yang telah dikemukakan, maka variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel independen (variabel bebas) yang dilambangkan dengan (x) adalah faktor yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam hal ini adalah rokok.
b. Variabel dependen (variabel terikat) yang dilambangkan dengan (Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam hal ini variabel dependen adalah masyarakat.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrument penelitian yang telah dikembangkan oleh Dessy Sutianto (2007) yang terdiri dari 10 pertanyaan angket sesuai dengan variabel penelitian yang digunakan.Angket untuk disebarkan kepada responden yang merupakan bagian dari anggota organisasi.Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan judul karya tulis penulis.Alat ukur yang digunakan untuk angket ini adalah metode skala likert.Metode ini merupakan metode penskalaan, pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan skalanya.Untuk melakukan penskalaan dengan metode ini responden diminta untuk menyatakan kesesuaian atau tidak kesesuaian terhadap isi pertanyaan dalam 4 kategori jawaban yakni dengan skala sebagai berikut.
a. Skala 1 = sangat rendah
b. Skala 2 = rendah
c. Skala 3 = baik
d. Skala 4 = sangat baik
Untuk mengantisipasi agar jawaban yang diperoleh adalah jawaban yang sesungguhnya pasti atau bukan ragu-ragu, maka penulis meniadakan pilihan jawaban ragu-ragu (Undecided).Hal ini sesuai dengan pernyataan Hadi Sutrisno dalam Sutianto (2007). Alas an untuk meniadakan jawaban ragu-ragu adalah: 1) Kategori Undecided mempunyai arti ganda. Bisa diartikan belum bias member jawaban, netral atau ragu-ragu.Kategori yang memiliki arti ganda (multi intertable) ini diharapkan dalam instrument. 2) Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah (centraltendesi effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya. 3) Disediakan jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian, sehingga mengurangi banyaknya info yang sepatutnya dapat diperoleh dari responden.


G. Metode Analisis
Analisis data dilakukan dengan cara menganalisa jawaban-jawaban yang telah diberikan responden yang tercantum pada angket. Teknik analisis data yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis stalitis infrensional korelasional. Teknik penulis, uji statistik yang dipergunakan adalah produknya momen pearson dengan rumus sebagai berikut :
n  x y – (x) (y)
R x y =
{nx2 – (x)2 }{y2- (y)2}
Keterangan :
R = Keofisien Korelasi
∑x = Skor butir item dari variabel x
∑y = Skor butir item dari variabel y
∑ x y = Hasil kali dengan skor butir item
N = Jumlah sampel














BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Angket
Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan membagikan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel x dan y, kuesioner yang telah diberikan kepada responden selanjutnya ditanggapi dengan memberikan tanda cheklist (√) guna memperoleh data untuk kemudian dikelola oleh kami selaku peneliti.
Angketberisi masing-masing 10 pertanyaan dengan 4 jenis pilihan tanggapan yang masing-masing memiliki point berikut pilihan tanggapan :
Sangat Setuju (SS) : 4 poin
Setuju (S) : 3poin
Tidak Setuju (TS) : 2 poin
Sangat Tidak setuju (STS) : 1 poin

Tabel 4.1
Distribusi statistik deskriftif variabel x dengan variabel y dengan presentase faktor disrtibusi hubungan penggunaan rokok di kalangan masyarakat
No Variabel Jumlah responden Skor
1.
2. X
Y 30 orang
30 orang 897
888
Jumlah 60 orang 1785
Dilihat dari jumlah responden 30 orang dengan 2 variabel sehingga berjumlah 30 x 2 = 60. hasil pengolahan data variabel x dengan skor897 dengan variabel y dengan skor 888 maka jumlah 1785.

Hasil analisis data penggunaan rumus korelasi produk moment yaitu sebagai berikut :

n  x y – (x) (y)
R x y =
{nx2 – (x)2 }{ny2- (y)2}

30 (28313) – (897) (888)
R x y =
{30(29239) - 804609} {30(28128) - 288544¬¬¬¬}


52854
=
69561 × 55296

52854
=
3846445056

= 0,85

Dilihat dari hasil perhitungan tersebut tampak bahwa koefisien korelasi dari pengolahan data kuesioner dengan rumus produk momen person adalah 0,81 menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel x (rokok) dan variabel y (penggunaan rokok dikalangan masyarakat), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh penggunaan rokok dikalangan masyarakat.
2. Hasil wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan terhadap narasumber dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat telah mengkonsumsi rokok.Kebanyakan dari mereka sulit untuk berhenti merokok karena mereka telah mengalami ketergantungan terhadap rokok.Mereka tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan oleh rokok sangat besar.Salah satu latar belakang mereka menggunakan rokok adalah untuk menghilangkan stress, atas dasar solidaritas, dan lain-lain.Adapun kerugian yang mereka alami yaitu kerugian dibidang materi dan kesehatan.Sebagian dari mereka ingin berhenti merokok dan upaya-upaya yang mereka lakukan untuk berhenti merokok adalah tidak bergaul dengan orang-orang yang merokok, berniat dan bertekad untuk berhenti merokok.





B. Pembahasan
Berdasarkan jawaban-jawaban para responden baik yang tertuang di dalam angket maupun wawancara, maka terjawablah permasalahan pada bab sebelumnya.Masyarakat menggunakan rokok untuk menghilangkan stress, atas dasar solidaritas dan lain-lain.
Adapun pengaruh yang ditimbulkan oleh rokok dikalangan masyarakat adalah masalah kesehatan dan keuangan. Masalah kesehatan tersebut yaitu, kanker, serangan jantung, hipertensi, gangguan kehamilan dan janin.
Upaya-upaya untuk menanggulangi agar masyarakat tidak merokok lagi yaitu, mengajarkan kepada masyarakat cara hidup sehat, mengadakan penyuluhan tentang bahaya rokok, dan sebagainya.








BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A .Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Masyarakat menggunakan rokok untuk menghilangkan stress, atas dasar solidaritas dan lain-lain.
2. pengaruh yang ditimbulkan oleh rokok dikalangan masyarakat adalah masalah kesehatan dan keuangan. Masalah kesehatan tersebut yaitu, kanker, serangan jantung, hipertensi, gangguan kehamilan dan janin.
3. Upaya-upaya untuk menanggulangi agar masyarakat tidak merokok lagi yaitu, mengajarkan kepada masyarakat cara hidup sehat, mengadakan penyuluhan tentang bahaya rokok, dan sebagainya.
B. Saran
1. Sebaiknya prilaku mengkonsumsi rokok dihindari
2. Jangan membawa pemantik atau korek, hal ini dapat mengurangi penggunaan rokok di tempat umum.
3. Harga rokok sebaiknya dinaikkan, agar para perokok berpikir panjang untuk membeli rokok yang sangat mahal.
4. Diutamakan bergaul dengan orang-orang yang tidak merokok.
5. Jika sudah terlanjur menjadi perokok, berusahalah untuk berhenti secara perlahan.

karya Ilmiah "Pemanfaatan CD bekas menjadi lampu meja"


­BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Saat ini, jumlah penduduk tiap tahunnya semakin meningkat sehingga kebutuhan akan barang juga semakin meningkat. Karena meningkatnya permintaan konsumen sehingga memberi dampak bagi lingkungan berupa sampah yang tidak dapat digunakan lagi. Dampak tersebut pun ditimbulkan akibat aktivitas manusia sendiri yang akan menimbulkan banyak permasalahan dilingkungan ini. Seperti sampah atau limbah rumah tangga, limbah pabrik dan limbah cair, B3, dll.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah ditimbulkan akibat sampah, maka kami tertarik untuk menggunakan CD bekas menjadi barang yang serba guna lagi. Seperti yang kita kenal, CD merupakan sampah plastic yang sulit terurai. Oleh karena itu agar mengurangi sampah dilingkungan sekitar utamanya yang sulit terurai seperti CD.
Kami mengambil judul ini karrena kami melihat banyak CD rusak atau tidak dapat digunakan lagi, maka timbul inspirasi untuk memanfaatkan CD bekas tersebut menjadi barang yang berguna.
Dari sumber-sumber yang kami peroleh banyak karya-karya yang terbuat dari CD bekas. Misalnya, CD wallpaper, CD kursi, CD jam, CD pohon natal, CD dumbel, CD chandeliers, CD penahan botol, CD hiasan dinding dan CD lampu. Namun kami sangat tertarik untuk membuat karya CD lampu karena menurut kami CD lampu manfaatnya lebih banyak dibandingkan karya-karya lain. Selain itu CD yang kami kumpulkan jumlahnya terbatas.
Pembuatan CD lampu ini sudah pernah dibuat oleh orang lain sebelumnya, tapi disini kami mencoba untuk membuat karya ini dengan mengganti beberapa bahan sehingga terlihat berbeda dari karya sebelumnya. Untuk itulah kelompok kami melakukan penelitian dengan judul Pemanfaatan CD bekas menjadi lampu meja.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
a.       Apakah CD bekas dapat dimanfaatkan menjadi lampu meja?
b.      Bagaimana proses pembuatan lampu meja dari CD bekas?
c.       Apakah lampu meja tersebut bermanfaat?

C.  Tujuan Penelitian
Tujuan kami melakukan penelitian ini adalah :
a.       Untuk mengetahui pemanfaatan CD bekas menjadi lampu meja
b.      Untuk mengetahui proses pembuatan lampu meja dari CD bekas
c.       Untuk mengetahui manfaat lampu meja tersebut dari CD bekas

D.  Manfaat Penelitian
1.      Bagi Lingkungan
Mengurangi sampah dilingkungan sekitar utamanya yang sulit terurai seperti CD bekas ( plastik ).
2.      Bagi Sekolah
Siswa dapat mengadakan suatu penelitian

3.      Bagi Penulis
Melatih kemampuan meneliti dan membuat karya ilmiah serta dapat mengembangkan ide bagi penulis.






















BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR



A. TINJAUAN TEORI
1. Penduduk
Pengertian Penduduk
            Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Penduduk suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:

N  Orang yang tinggal di daerah tersebut
N  Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.

Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.

Pengertian Migrasi
            Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

Pengertian Urbanisasi
            Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa atau daerah ke kota. Urbanisasi terjadi karena adanya anggapan bahwa kota adalah tempat untuk merubah nasib, tempat untuk mencari penghidupan yang lebih baik dan tempat untuk mencari kesenangan. Urbanisasi merupakan salah satu indikator dari tingkat kemajuan ekonomi suatu negara atau wilayah. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya urbanisasi di Indonesia, diantaranya :

N  Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan kota yang modern dan mewah
2. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Di kota banyak gadis cantik dan laki-laki ganteng
5. Pengaruh buruk sinetron Indonesia
6. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan
berkualitas

N  Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1. Lahan pertanian yang semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
6. Pertambahan Penduduk di Indonesia

           
Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, dimana di antara jumlah tersebut, 80 persen tinggal di negara-negara berkembang. Sementara itu, United Nations (2001) memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk total negaranegara berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara maju juga meningkat dengan angka pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan perkotaan di negaranegara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya penduduk perkotaan secara absolut.
Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju kenaikan sebesar 4,40 persen per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira-kira hampir 42 persen dari total jumlah penduduk. Mengikuti kecenderungan tersebut, dewasa ini (2005) diperkirakan bahwa jumlah penduduk perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan kini hampir setengah jumlah penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini tentu saja berdampak sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah perkotaan. Meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa penduduk berbondong-bondong pindah dari perdesaan ke perkotaan, atau dengan kata lain penduduk melakukan urbanisasi. Secara demografis sumber pertumbuhan penduduk perkotaan adalah pertambahan penduduk alamiah, yaitu jumlah orang yang lahir dikurangi jumlah yang meninggal; migrasi penduduk khususnya dari wilayah perdesaan (rural) ke wilayah perkotaan (urban); serta reklasifikasi, yaitu perubahan status suatu desa (lokalitas), dari lokalitas rural menjadi lokalitas urban, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Sensus oleh Badan Pusat Statistik. Pertambahan penduduk alamiah berkontribusi sekitar sepertiga bagian sedangkan migrasi dan reklasifikasi memberikan andil dua per tiga kepada kenaikan jumlah penduduk perkotaan di Indonesia, dalam kurun 1990-1995. Dengan kata lain migrasi sesungguhnya masih merupakan faktor utama dalam penduduk perkotaan di Indonesia.
Kegiatan industri dan jasa di kota-kota tersebut yang semakin berorientasi pada perekonomian global, telah mendorong perkembangan fisik dan sosial ekonomi kota, namun semakin memperlemah keterkaitannya (linkages) dengan ekonomi lokal, khususnya ekonomi perdesaan. Dampak yang paling nyata hanyalah meningkatnya permintaan tenaga kerja, yang pada gilirannya sangat memacu laju pergerakan penduduk dari desa ke kota.
            Pengelolaan sampah merupakan permasalahan sosial yang tidak dapat dihindari, terutama akibat jumlah penduduk yang kian meningkat. Pada area studi Permukiman Penduduk Desa Sumbergedang belum terdapat pengelolaan sampah di sumber. Hal tersebut terbukti dengan kondisi sungai yang dipenuhi oleh sampah hasil pembuangan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan sampah di sumber, yang meliputi sistem pewadahan dan pengumpulan sampah. Untuk menentukan sistem pewadahan dan pengumpulan sampah yang tepat, dilakukan pengamatan dan analisa terhadap sistem pewadahan dan pengumpulan eksisting, serta analisa terhadap timbulan dan komposisi sampahnya. Timbulan dan komposisi sampah didapat dengan melakukan sampling kepada 100 rumah sebanyak empat kali perulangan. Dari hasil analisa timbulan sampah didapatkan prosentase sampah basah sebesar 76,86%, dan sampah kering sebesar 23,14%. Desain wadah sampah dan alat pengumpul sampah menggunakan sistem pemilahan antara sampah basah dan sampah kering.
a.    Masalah Kependudukan dalam Pembangunan
1)      Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk adalah masalah yang dapat mempengaruhi jumlah produksi limbah di lingkungan. Pertamabahan penduduk yang begitu cepat disebabkan oleh angka kelahiran yang tinggi dan menurunnya angka kematian secara drastis.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah dapat menghasilkan alat-alat kedokteran dan obat-obatan serta peningkatan sanitasi air dan lingkungan dalam waktu yang sangat singkat telah berhasil menurunkan angka kematian dengan menyolok. Di seluruh dunia usaha penurunan angka kematian lebih berhasil disbanding usaha penurunan angka kelahiran.
Di negara-negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia dan sebagian negara di Benua Asia, proses penurunan angka kematian tidak diikuti oleh proses penurunan angka kelahiran. Hampir semua negara yang sedang berkembang mengalami hal yang sama. Pertamabahan penduduk yang disebabkan jumlah kelahiran dikurangi jumlah kematian ini disebabkan pertambahan penduduk secara alami.
2)      Akibat Pertambahan Penduduk
a)      Konsep tentang Kesejahteraan Hidup
Konsep tentang kesejahteraan hidup mengandung segala perluasan dan pendalaman dari kempuan-kemampuan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang mereka bentuk dengan tujuan memperoleh kemudahan dan kebahagiaan dalam hidupnya sehari-hari. Sejarah kebudayaan manusia telah menunjukkan betapa besar kemampuan manusia tersebut. Pikiran, akal dan rasa telah berhasil memberikan kemudahan dan kebahagiaan dalam hidupnya dengan pengembangan ilmu dan dapat dikuasai bagi kepentingannya. Untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dalam arti meningkatkan mutu kehidupannya segi material dan spiritual, diperlukan berbagai kebutuhan pokok, seperti pangan, sandang, kesehatan, pendidikan, lingkungan yang baik, lapangan kerja, perumahan dan rasa aman dan tentram. Dalam usaha mengetahui akibat pertumbuhan penduduk terhadap kesejahteraan hidup manusia, perlu dilihat hubungan yang ada antara pertambahan penduduk tersebut dengan tersedianya kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan bagi kesejahteraan hidupnya.
Memang tidak ada asumsi bahwa kesejahteraan dalam arti pemenuhan kebutuhan materi dan fisik kehidupan akan menjamin adanya ketentraman dan ketenangan individu atau harmoni yang baik dalam kehidupan bermasyarakatnya. Namun segi-segi materi dan fisik seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan kerja dan sebagainya menentukan kondisi eksternal yang merupakan persyaratan pokok bagi kemudahan dan kenikmatan hidup manusia. Tanpa adanya pemenuhan persyaratan tersebut kemampuan manusia sebagai individu dan kelompok akan mendapat halangan yang sangat besar. Dan segi-segi kehidupan tersebut merupakan aspirasi-aspirasi dasar dari bangsa yang sedang membangun. Penyediaan kebutuhan kehidupan material dan fisik tersebut sangat dipengaruhi oleh pertambahan penduduk, dan demikian pula sebaliknya.

b)     Akibat Pertambahan Penduduk terhadap Kebutuhannya
Pertamabahan penduduk di Indonesia sebesar kira-kira 25 juta orang dari tahun 1970-1980 mengharuskan pemerintah Indonesia menyediakan segala kebutuhan hidupnya di bidang pangan, sandang, perumahan, pelayanan kesehatan dan pendidikan, penyediaan lapangan kerja, rekreasi dan lain sebagainya. Beban yang dipikul oleh pemerintah dan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan hidup bagi semua penduduk sungguh berat.
Pertumbuhan penduduk yang terus menerus terjadi tanpa diimbangi oleh pertambahan produksi dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk hidup dan akan menimbulkan tekanan penduduk, yang absolut dan relatif.
Perwujudan tekanan penduduk yang absolut ialah tidak cukupnya pangan, sandang, rumah, sekolah, pelayanan kesehatan, penyediaan lapangan kerja, merajalelanya tuna wisma, suburnya tuna susila, minimnya jaminan social bagi warga negara yang tidak mampu bekerja lagi. Tekanan penduduk yang relatif berwujud sebagai korupsi, penyelundupan, pencurian, penipuan, penyuapan, karena sukarnya mendapat barang-barang keperluan hidup.
Dalam bukunya tentang “Population, Resources, Envirounment, Issues in Human Ecology,” Paul R. Ehrlich (1972) mengemukakan bahwa:
Akibat dari kekurangan bahan makanan adalah bencana yang ditimbulkan oleh kelaparan dan malnutrisi. Puluhan orang telah menderita karena kekurangan gizi ini. Anak yang menderita malnutrisi, bukan hanya pertumbuhan otaknya yang terganggu. Pada tiga tahun pertama, pertumbuhan anak akan terganggu.
Pada tahun pertamanya tersebut, tubuh anak akan tumbuh 20% dari besar badan pada usia dewasanya, tetapi dalam waktu yang sama 80% dari otak pada usia dewasanya akan sudah terbentuk. Pertumbuhan otak yang cepat ini hanya mungkin jika tersedia bahan protein yang tinggi dalam tubuh tadi. Protein ini didapatkan kebanyakan dari telur, susu, daging, dan ikan. Jika protein ini kurang atau tidak ada maka pertumbuhan otak akan terganggu. Dan kekurangan ini tidak mungkin diperbaiki sesudahnya. Bahkan juga bentuk kepala akan lebih kecil, tetapi sering rongga kepala tidak dipenuhi oleh otak.
Penelitian-penelitian di Amerika Tengah dan Amerika Selatan telah membuktikan adanya korelasi antara tingkat nutrisi anak dengan kemajuan pertumbuhan jasmani dan pertumbuhan mentalnya. Dari Juni 1997 sampai 1998 Indonesia diterjang oleh krisis moneter dan ekonomi yang parah. Merosotnya nilai rupiah sampai 80% persen terhadap dolar Amerika telah mengakibatkan harga-harga pokok membumbung tinggi hingga tidak terjangkau oleh daya beli rakyat. Akibatnya terjadi kekurangan gizi yang menimpa jutaan anak balita.
Untuk memproyeksikan akibat-akibat pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kondisi kehidupan penduduk tersebut telah dilaksanakan satu penelitianyang sangat unik oleh sekelompok pemuka dunia, yang terdiri dari kira-kira 85 orang dari 35 kebangsaan.kelompok ini dikenal sebagai kelompok Roma (Club of Roma).
Kemajuan dalam pembangunan tidak dapat dilepaskan dari masalah kependudukan, sebab sekalipun hasil produksi secara keseluruhan bertambah mungkin penduduk secara menyeluruh tidak akan merasakannya jika tingkat perkembangan penduduk setaraf dengan tingkat perkembangan hasil produksi. Jika dalam keadaan demikian, terjadilah pembagian hasil yang tidak merata sehingga timbul kemunduran tingkat hidup pada lapisan masyarakat tertentu dan kenaikan pada yang lain.
Pembangunan selalu merupakan proses yang panjang. Pertumbuhan penduduk yang cepat akan meniadakan sebagian besar hasil jerih payah pembangunan. Untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk yang cepat diperlukan pula pertumbuhan ekonomi yang cepat untuk mempertahankan keadaan semula. Pertumbuhan dan perubahan struktur dan mental perekonomian malahan harus lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk, apalagi kalau diperhitungkan jenis dan kuantitas kebutuhan generasi yang akan datang.
3)      Teori-Teori tentang Pertambahan Penduduk
a)   Teori Kependudukan
Thomas Robert Malthus (1964) berpendirian bahwa:
Sebab utama timbulnya kemiskinan dan tingkat hidup yang rendah, bukan semata karena organisasi kemasyarakatan, akan tetapi juga oleh ketidakselarasan yang selalu ada dan di mana-mana akan ada antara jumlah penduduk dan sandang pangan yang tersedia.

Pendapat itu dibuat berdasarkan dua alasan utama. Alasan tersebut antara lain sebagai berikut.
1)   Manusia selalu memerlukan sandang pangan untuk hidupnya.
2)   Nafsu seksual antara dua jenis kelamin akan selalu ada dan tidak akan berubah sifatnya.
b)  Teori Fisiologi atau Alam
Teori yang menentang pendapat Malthus yang menganggap daya reproduksi manusia merupakan suatu yang tidak akan mengalami perubahan. Tokoh teori fisiologis adalah Sadler, DoubLEDey, Spencer, Carrey, dan dalam abad ke XX ialah Pearl dan Gini (N. Iskandar, 1978).
Sadler mengemukakan pendapatnya bahwa:
Adanya hubungan kebalikan antar daya reproduksi manusia dan jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk bertambah, daya reproduksi manusia akan berkurang, sedang jika jumlah penduduk berkurang justru daya reproduksi manusia akan bertamabah.
Selain itu DoubLEDey mengemukakan bahwa:
Kenaikan kemakmuran akan mengakibatkan turunnya daya reproduksi manusia. Bahaya kelaparan atau bahaya kekurangan makan yang menyebabkan banyaknya kematian akan menimbulkan reaksi manusia untuk bereproduksi anak yang lebih besar.

Sedangkan Spencer mengemukakan bahwa:
Makin maju manusia mengembangkan dirinya makin banyak energi yang diperlukan untuk kemajuan itu dan makin kurang energy yang tersedia bagi daya reproduksinya.

c)    Teori Sosial Ekonomi
Teori ini berusaha untuk menerangkan bagaiman keadaan kemasyarakatan mempengaruhi produksi pangan dan perkembangan penduduk. Tokoh dari teori ini adalah Nassau William Senior, Archibad Allison, Arsene Dumont dengan teorinya mengenai “kapilaritas social,” yakni suatu hasrat manusia untuk memperbaiki kedudukan social-ekonominya, dan hasrat itu bersifat turun temurun.
d)   Teori Transisi Demografi
Teori ini menghubungkan perubahan-perubahan pada jumlah penduduk dengan perkembangan social-ekonomi masyarakat. Jika suatu masyarakat berubah dari suatu masyarakat yang mata pencahariannya di bidang pertanian ke suatu masyarakat yang mengutamakan industrialisasi, maka jumlah serta sifat-sifat penduduknya akan turut berubah pula.
Teori-teori di atas mencoba menjelaskan hubungan antara pertamabahan penduduk dengan peningkatan mutu kehidupan manusia serta masalah kepadatan penduduk yang timbul karena kurang adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dan

1.      Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tidak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi, yakni : padat, cair atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi.
Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar dating dari aktivitas industry ( dikenal juga dengan sebutan limbah ), misalnya pertambangan, manufaktur dan konsumsi. Hampir semua produk industry akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
2.      ciri-ciri Sampah
            Adapun ciri-ciri sampah antara lain :
N  dedaunan pohon gugur seperti kulit pisang dan buah-buahan yang busuk
N  kotoran hewan seperti kotoran ayam, kotoran kambing, sapid an lain-lain.
3.      Dampak Negatif Dari Sampah Bagi Masyarakat
Dampak negative dari sampah sangatlah besar dan merugikan banyak masyarakat, apabila masyarakat membuang sampah sembarangan seperti disungai, dapat mengakibatkan sumber penyakit.


4.      Cara Menaggulanginya
Cara menanggulangi sampah ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain :
1.      Masyarakat seharusnya tidak membuang sampah kesungai karena dapat mengakibatkan banjir dan tidak membuang sampah dilingkungan sekitarnya. karena dapat mengakibatkan sumber penyakit. jika perlu masyarakat dapat memanfaatkan sampah atau barang yang tidak diperlukan lagi menjadi barang yang lebih berguna.
2.      Sampah organic dijadikan pupuk, sedangkan sampah non organic di daur ulang.
2. Sampah Elektronik
Sampah elektronik adalah kumpulan barang-barang elektronik yang sudah rusak atau tidak dipakai lagi oleh pemiliknya. Sampah elektronik di Negara berkembang mengalami peningkatan yang dipicu oleh penjualan produk elektronik yang sangat murah. Dalam setahunnya tingkat kemampuan daur ulang sampah elektronik tergolong lambat di bandingkan dengan tingkat penambahan sampah elektronik itu sendiri. Semakin lama sampah elektronik semakin menumpuk, sehingga dimensi ruang pembuangan sampah elektronik akan semakin besar dan akan banyak menimbulkan bahaya bagi kehidupan. 
            Perubahan umur dan kemajuan teknologi bidang elektronik memegang kontribusi yang cukup kuat dalam peningkatan volume sampah elektronik yang dibuang. Pada kurun waktu 1997 sampai 2005 saja, rata rata jangka umur komputer di negara negara maju turun dari 6 tahun menjadi kurang dari 1 tahun. Sedangkan untuk penggunaan ponsel, rata rata hanya dua tahun. Hal ini menyebabkan sebanyak 2 50 ton sampah elektronik dihasilkan setiap tahunya dan memberikan masukan sebanyak 5 persen dari total limbah padat yang dihasilkan perkotaan di seluruh dunia.
            Pada awalnya, penanganan limbah elektronik ini sudah diberlakukan dengan baik seperti dengan cara mendaur ulang. Namun karena laju volume limbah yang tidak sebanding dengan kapasitas daur ulang, maka mulailah limbah elektronik ini di ekspor ke negara negara berkembang dengan dalih alih teknologi. Mereka melimpahkan permasalahan ini pada kawasan yang mempunyai celah terhadap pengawasan dan pengelolaan lingkungan yang lemah. Disamping itu, biaya untuk mengekspor limbah elektronik yang lebih murah dibandingkan dengan biaya daur ulang, mendorong laju peningkatan ekspor limbah elektronik secara berkala. Hal ini didukung dengan adannya permintaan akan elektronik bekas dari negara negara di Asia dan Afrika. Karena secara ekonomis, limbah elektronik ini masih memberikan manfaat lebih. Namun, pada akhirnya, ketika manfaat dan nilai dari limbah elektronik yang di ekspor ini sudah berakhir, maka akan menjadi tumpukan sampah yang sudah tidak berguna lagi dan berpotensi menimbulkan permasalahan baru pada lingkungan akhir limbah ini dibuang, dari polusi racun yang ditimbulkanya. Hal ini akan menimbulkan permasalahan baru di area negara yang mengimpor limbah elektronik tersebut. Dengan kata lain, limbah elektronik tersebut hanya berpindah tempat sementara di tempat yang baru.

N  Bahaya sampah elektronik
            Jika sampah organik hanya perlu dibuang dan ditimbun karena mudah lapuk dan bisa diuraikan senyawanya oleh bakteri maka lain halnya dengan sampah non-organik sampah tersebut ditangani mulai dari tempat penampungan sementara hingga ke tempat pembuangan sampah non-organik berupa plastik, besi, kaca, dan beberapa material didaur ulang oleh industri kecil. Sementara itu sampah elektronik berupa trafo, bohlam, radio, TV, telepon, dan komponen pendukung lainnya, belum ada yang menangani secara sistematis dari waktu ke waktu. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun bifenil yang bersifat karsinogenik itu terus menumpuk, hingga berpotensi menggunung dan membahayakan bagi kesehatan manusia. Sampah elektronik mengandung sekitar 1.000 material, sebagian besar dikategorikan sebagai bahan beracun dan berbahaya (B3) karena merupakan unsur berbahaya dan beracun seperti logam berat (merkuri, timbal, kromiun, kadmium, arsenik, dan sebagainya.), PVC, dan brominated flame-retardants. Selain itu keberadaan sampah elektronik juga dapat menurunkan IQ, karena ketika dibakar, sampah yang mengandung logam berat ini menimbulkan polusi udara (pencemaran timbal) yang sangat berbahaya. Timbal adalah neurotoksin (racun penyerang saraf) yang bersifat akumulatif dan merusak pertumbuhan otak. Penyerapan timbal ke dalam darah manusia terutama melalui saluran pencernaan dan saluran napas. Sejak lama timbal dituding sebagai penyebab turunnya angka Intellectual Quotient
            Dari sebuah riset yang dilakukan staf pengajar dan peneliti jurusan Teknik Lingkungan ITB Bandung menunjukkan, adanya hubungan invers (terbalik) kandungan timbal terhadap angka IQ, semakin tinggi kadar timbal dalam darah, semakin rendah poin IQ-nya.Sedangankan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Khidri Alwi, peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Makasar menyebutkan, setiap kenaikan kadar timbal 10 mkgr/dl dalam darah, memicu penurunan IQ sebesar 2,5 poin. Penurunan ini sudah dimulai ketika kadar timbal di atas ambang batas 10 mkgr/dl.Sementara dalam jurnal Enviromental Health Perpective, memuat penelitan yang dilakukan oleh Bruce P Lanphear, yang memperlihatkan, bahwa IQ seorang anak malah mulai menurun saat kandungan timbal dalam darah berkisar 2,4 ± 10 mkgr/dl. Secara pasti Lanphear mengatakan, saat akumulasi timbal menipis kisaran 10 ± 20 mkgr/dl dan 20 ± 30 mkgr/dl, maka penurunan IQ yang terjadi adalah 1,9 dan 1,1. Maksimal penurunan poin IQ dalam riset adalah 3,9.
            Jika sampah ini dibuang akan menghasilkan lindi (cairan yang berasal dari dekomposisi sampah dan infiltrasi air eksternal dari hujan). Cairan yang sangat konduktif ini masuk ke dalam tanah dan menyebabkan pencemaran air tanah.

Zaman sekarang sudah tidak asing lagi sampah-sampah dari barang-barang elektronik. dari zaman ke zaman pasti selalu ada barang yang sudah using dan jadul. Dari situ timbul zat B3 ( Bahan Beracun dan Berbahaya ). seperti yang kita tahu B3( Bahan Beracun dan Berbahaya ) adalah zat beracun bagi manusia. Salah satu contoh sampah elektronik yaitu, CD ROM.
CD-ROM (singkatan dari Compact Disc - Read Only Memory).CD ROM adalah sebuah piringan kompak dari jenis piringan optik (optical disc) yang dapat menyimpan data. Ukuran data yang dapat disimpan saat ini bisa mencapai 700MB atau 700 juta bita.
CD-ROM bersifat read only (hanya dapat dibaca, dan tidak dapat ditulisi). Untuk dapat membaca isi CD-ROM, alat utama yang diperlukan adalah CD Drive. Perkembangan CD-ROM terkini memungkinkan CD dapat ditulisi berulang kali (Re Write / RW) yang lebih dikenal dengan nama CD-RW.










B.  KERANGKA PIKIR







BAB III
METODE PENELITIAN


A. MATERI PENELITIAN
Materi penelitian adalah sampel berupa CD bekas.
ALAT DAN BAHAN
N   CD Bekas : sebagai kerangka dari lampu meja.
N   Frame : sebagai kerangka dari lampu meja.
N   Kabel : untuk mengalirkan arus listrik.
N   Lampu : untuk penerangan.
N   Selotip : untuk menempelkan CD yang satu dengan yang lain.
N   Lem : menempelkan kaset yang telah dipotong.
N   Alat tulis : untuk mencatat materi penelitian.
N   Fitting : sebagai dudukan lampu dan sebagai perantara untuk menyalakan lampu
N  Gabus : untuk dudukan kerangka dan lampu.
N  Colokan : sebagai alat perantara untuk mengalirkan arus listrik dari sumber.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Deskriptif adalah salah satu metode penelitian dengan cara observasi dan memberikan fakta secara actual dan kontekstual melalui internet. Data yang diperoleh hanya berlaku bagi tempat, waktu, dan kondisi penelitian.

C. METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi.
Pengertian Sampah Organik Dan Anorganik :
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya.  Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
CD BEKAS merupakan sampah anorganik, karena CD BEKAS tidak dapat diurai kembali namun dapat didaur ulang.
D.TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan datanya adalah :
N  Mengumpulkan materi penelitian beberapa bulan yang lalu
N  Mengumpulkan alat dan bahan
N  Melakukan pecobaan di rumah salah satu anggota kelompok
E. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah sampah organic. Sampah organic merupakan sampah yang tidak dapat terurai namun dapat didaur ulang kembali.
Sampel dalam penelitian ini adalah CD bekas.
F. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
N  Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 15 oktober sampai tanggal 30 oktober.
N  Lokasi penelitian di lakukan di rumah Nur Rahmah Surya Ningsih, Jl. AMD Borong Jambu.









BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.PENELITIAN
1.     Kondisi Awal
Saat ini, jumlah penduduk tiap tahunnya semakin meningkat sehingga kebutuhan akan barang juga semakin meningkat. Karena meningkatnya permintaan konsumen sehingga memberi dampak bagi lingkungan berupa sampah yang tidak dapat digunakan lagi. Dampak tersebut pun ditimbulkan akibat aktivitas manusia sendiri yang akan menimbulkan banyak permasalahan dilingkungan ini. Seperti sampah atau limbah rumah tangga, limbah pabrik dan limbah cair, B3, dll.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah ditimbulkan akibat sampah, maka kami tertarik untuk menggunakan CD bekas menjadi barang yang serba guna lagi. Seperti yang kita kenal, CD merupakan sampah plastic yang sulit terurai. Oleh karena itu agar mengurangi sampah dilingkungan sekitar utamanya yang sulit terurai seperti CD.
Kami mengambil judul ini karrena kami melihat banyak CD rusak atau tidak dapat digunakan lagi, maka timbul inspirasi untuk memanfaatkan CD bekas tersebut menjadi barang yang berguna.
Dari sumber-sumber yang kami peroleh banyak karya-karya yang terbuat dari CD bekas. Misalnya, CD wallpaper, CD kursi, CD jam, CD pohon natal, CD dumbel, CD chandeliers, CD penahan botol, CD hiasan dinding dan CD lampu. Namun kami sangat tertarik untuk membuat karya CD lampu karena menurut kami CD lampu manfaatnya lebih banyak dibandingkan karya-karya lain. Selain itu CD yang kami kumpulkan jumlahnya terbatas.
Pembuatan CD lampu ini sudah pernah dibuat oleh orang lain sebelumnya, tapi disini kami mencoba untuk membuat karya ini dengan mengganti beberapa bahan sehingga terlihat berbeda dari karya sebelumnya. Untuk itulah kelompok kami melakukan penelitian dengan judul Pemanfaatan CD bekas menjadi lampu meja.
Berdasarkan latar belakang itulah muncul beberapa permasalahan yang membuat kami tertarik untuk menjawabnya. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Apakah CD bekas dapat dimanfaatkan menjadi lampu meja?
b.      Bagaimana proses pembuatan lampu meja dari CD bekas?
c.       Apakah lampu meja tersebut bermanfaat?
Untuk menjawab permasalahn-permasalahan tersebut, maka kami membuat beberapa perencanaan kerja. Perencanaan-perencanaan tersebut yaitu mencari data yang menunjang tentang data yang akan kami teliti, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, dan melakukan langkah kerja.
Adapun  langkah kerja yang kami lakukan adalah sebagai berikut.
Rangka Lampu Meja
N  Mengumpulkan CD bekas
N  Menyambungkan CD bekas yang satu dengan CD bekas yang lain dengan menggunakan selotip
N  Setelah disambungkan, letakkan CD diantara 2 CD yang telah tersambung dengan menggunakan lem.
N  Bentuk rangkaian tersebut menjadi rangka lampu meja yang berbentuk segitiga
Rangkaian Lampu
N  Menyiapkan kabel, lampu, fitting dan colokan
N  Merangkai fitting, kabel dan colokan dengan memasang kabel pada colokan dan fitting
N  Memasukkan lampu kedalam fitting.
Dudukan lampu
N  Menyiapkan 1 buah CD dan gabus
N  Memotong gabus sesuai dengan bentuk CD
N  Tempel gabus dengan CD
N  Membuat tempat kabel dan vitting pada gabus
N  Memasang vitting beserta kabel pada dudukan lampu
N  Menggabung rangkaian lampu, rangka lampu meja dan dudukan.

2.     Hasil penelitian
Dari hasil yang telah kami peroleh setelah melakukan langkah kerja, maka terjawablah hipotesis yang kami telah paparkan, yaitu CD bekas dapat dimanfaatkan sebagai lampu meja. Adapun langgkah kerja yag kami lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Rangka Lampu Meja
N  Mengumpulkan CD bekas
N  Menyambungkan CD bekas yang satu dengan CD bekas yang lain dengan menggunakan selotip
N  Setelah disambungkan, letakkan CD diantara 2 CD yang telah tersambung dengan menggunakan lem.
N  Bentuk rangkaian tersebut menjadi rangka lampu meja yang berbentuk segitiga
Rangkaian Lampu
N  Menyiapkan kabel, lampu, fitting dan colokan
N  Merangkai fitting, kabel dan colokan dengan memasang kabel pada colokan dan fitting
N  Memasukkan lampu kedalam fitting.
Dudukan  lampu
N  Menyiapkan 1 buah CD dan gabus
N  Memotong gabus sesuai dengan bentuk CD
N  Tempel gabus dengan CD
N  Membuat tempat kabel dan vitting pada gabus
N  Memasang vitting beserta kabel pada dudukan lampu
N  Menggabung rangkaian lampu, rangka lampu meja dan dudukan.
Manfaat dari lampu meja ini adalah  membantu mengurangi jumlah sampah dan dapat bernilai ekonomis.
Adapun hasil penelitian yang telah kami buat dapat kami sajikan dalam bentuk foto sebagai berikut.
 









B. PEMBAHASAN
1. Penduduk
N  Pengertian Penduduk
            Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Penduduk suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:

N  Orang yang tinggal di daerah tersebut
N  Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.

Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.

N  Pengertian Migrasi
            Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

N  Pengertian Urbanisasi
            Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa atau daerah ke kota. Urbanisasi terjadi karena adanya anggapan bahwa kota adalah tempat untuk merubah nasib, tempat untuk mencari penghidupan yang lebih baik dan tempat untuk mencari kesenangan. Urbanisasi merupakan salah satu indikator dari tingkat kemajuan ekonomi suatu negara atau wilayah. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya urbanisasi di Indonesia, diantaranya :

N  Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan kota yang modern dan mewah
2. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Di kota banyak gadis cantik dan laki-laki ganteng
5. Pengaruh buruk sinetron Indonesia
6. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan
berkualitas

N  Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1. Lahan pertanian yang semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
6. Pertambahan Penduduk di Indonesia

            Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, dimana di antara jumlah tersebut, 80 persen tinggal di negara-negara berkembang. Sementara itu, United Nations (2001) memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk total negaranegara berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara maju juga meningkat dengan angka pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan perkotaan di negaranegara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya penduduk perkotaan secara absolut.
Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju kenaikan sebesar 4,40 persen per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira-kira hampir 42 persen dari total jumlah penduduk. Mengikuti kecenderungan tersebut, dewasa ini (2005) diperkirakan bahwa jumlah penduduk perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan kini hampir setengah jumlah penduduk Indonesia tinggal
di wilayah perkotaan. Hal ini tentu saja berdampak sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah perkotaan. Meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa penduduk berbondong-bondong pindah dari perdesaan ke perkotaan, atau dengan kata lain penduduk melakukan urbanisasi. Secara demografis sumber pertumbuhan penduduk perkotaan adalah pertambahan penduduk alamiah, yaitu jumlah orang yang lahir dikurangi jumlah yang meninggal; migrasi penduduk khususnya dari wilayah perdesaan (rural) ke wilayah perkotaan (urban); serta reklasifikasi, yaitu perubahan status suatu desa (lokalitas), dari lokalitas rural menjadi lokalitas urban, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
dalam Sensus oleh Badan Pusat Statistik. Pertambahan penduduk alamiah berkontribusi sekitar sepertiga bagian sedangkan migrasi dan reklasifikasi memberikan andil dua per tiga kepada kenaikan jumlah penduduk perkotaan di Indonesia, dalam kurun 1990-1995. Dengan kata lain migrasi sesungguhnya masih merupakan faktor utama dalam penduduk perkotaan di Indonesia.
Kegiatan industri dan jasa di kota-kota tersebut yang semakin berorientasi pada perekonomian global, telah mendorong perkembangan fisik dan sosial ekonomi kota, namun semakin
memperlemah keterkaitannya (linkages) dengan ekonomi lokal, khususnya ekonomi perdesaan.
Dampak yang paling nyata hanyalah meningkatnya permintaan tenaga kerja, yang pada gilirannya sangat memacu laju pergerakan penduduk dari desa ke kota.

            Pengelolaan sampah merupakan permasalahan sosial yang tidak dapat dihindari, terutama akibat jumlah penduduk yang kian meningkat. Pada area studi Permukiman Penduduk Desa Sumbergedang belum terdapat pengelolaan sampah di sumber. Hal tersebut terbukti dengan kondisi sungai yang dipenuhi oleh sampah hasil pembuangan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan sampah di sumber, yang meliputi sistem pewadahan dan pengumpulan sampah. Untuk menentukan sistem pewadahan dan pengumpulan sampah yang tepat, dilakukan pengamatan dan analisa terhadap sistem pewadahan dan pengumpulan eksisting, serta analisa terhadap timbulan dan komposisi sampahnya. Timbulan dan komposisi sampah didapat dengan melakukan sampling kepada 100 rumah sebanyak empat kali perulangan. Dari hasil analisa timbulan sampah didapatkan prosentase sampah basah sebesar 76,86%, dan sampah kering sebesar 23,14%. Desain wadah sampah dan alat pengumpul sampah menggunakan sistem pemilahan antara sampah basah dan sampah kering.
b.   Masalah Kependudukan dalam Pembangunan
4)      Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk adalah masalah yang dapat mempengaruhi jumlah produksi limbah di lingkungan. Pertamabahan penduduk yang begitu cepat disebabkan oleh angka kelahiran yang tinggi dan menurunnya angka kematian secara drastis.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah dapat menghasilkan alat-alat kedokteran dan obat-obatan serta peningkatan sanitasi air dan lingkungan dalam waktu yang sangat singkat telah berhasil menurunkan angka kematian dengan menyolok. Di seluruh dunia usaha penurunan angka kematian lebih berhasil disbanding usaha penurunan angka kelahiran.
Di negara-negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia dan sebagian negara di Benua Asia, proses penurunan angka kematian tidak diikuti oleh proses penurunan angka kelahiran. Hampir semua negara yang sedang berkembang mengalami hal yang sama. Pertamabahan penduduk yang disebabkan jumlah kelahiran dikurangi jumlah kematian ini disebabkan pertambahan penduduk secara alami.
5)      Akibat Pertambahan Penduduk
c)      Konsep tentang Kesejahteraan Hidup
Konsep tentang kesejahteraan hidup mengandung segala perluasan dan pendalaman dari kempuan-kemampuan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang mereka bentuk dengan tujuan memperoleh kemudahan dan kebahagiaan dalam hidupnya sehari-hari. Sejarah kebudayaan manusia telah menunjukkan betapa besar kemampuan manusia tersebut. Pikiran, akal dan rasa telah berhasil memberikan kemudahan dan kebahagiaan dalam hidupnya dengan pengembangan ilmu dan dapat dikuasai bagi kepentingannya. Untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dalam arti meningkatkan mutu kehidupannya segi material dan spiritual, diperlukan berbagai kebutuhan pokok, seperti pangan, sandang, kesehatan, pendidikan, lingkungan yang baik, lapangan kerja, perumahan dan rasa aman dan tentram. Dalam usaha mengetahui akibat pertumbuhan penduduk terhadap kesejahteraan hidup manusia, perlu dilihat hubungan yang ada antara pertambahan penduduk tersebut dengan tersedianya kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan bagi kesejahteraan hidupnya.
Memang tidak ada asumsi bahwa kesejahteraan dalam arti pemenuhan kebutuhan materi dan fisik kehidupan akan menjamin adanya ketentraman dan ketenangan individu atau harmoni yang baik dalam kehidupan bermasyarakatnya. Namun segi-segi materi dan fisik seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan kerja dan sebagainya menentukan kondisi eksternal yang merupakan persyaratan pokok bagi kemudahan dan kenikmatan hidup manusia. Tanpa adanya pemenuhan persyaratan tersebut kemampuan manusia sebagai individu dan kelompok akan mendapat halangan yang sangat besar. Dan segi-segi kehidupan tersebut merupakan aspirasi-aspirasi dasar dari bangsa yang sedang membangun. Penyediaan kebutuhan kehidupan material dan fisik tersebut sangat dipengaruhi oleh pertambahan penduduk, dan demikian pula sebaliknya.

d)     Akibat Pertambahan Penduduk terhadap Kebutuhannya
Pertamabahan penduduk di Indonesia sebesar kira-kira 25 juta orang dari tahun 1970-1980 mengharuskan pemerintah Indonesia menyediakan segala kebutuhan hidupnya di bidang pangan, sandang, perumahan, pelayanan kesehatan dan pendidikan, penyediaan lapangan kerja, rekreasi dan lain sebagainya. Beban yang dipikul oleh pemerintah dan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan hidup bagi semua penduduk sungguh berat.
Pertumbuhan penduduk yang terus menerus terjadi tanpa diimbangi oleh pertambahan produksi dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk hidup dan akan menimbulkan tekanan penduduk, yang absolut dan relatif.
Perwujudan tekanan penduduk yang absolut ialah tidak cukupnya pangan, sandang, rumah, sekolah, pelayanan kesehatan, penyediaan lapangan kerja, merajalelanya tuna wisma, suburnya tuna susila, minimnya jaminan social bagi warga negara yang tidak mampu bekerja lagi. Tekanan penduduk yang relatif berwujud sebagai korupsi, penyelundupan, pencurian, penipuan, penyuapan, karena sukarnya mendapat barang-barang keperluan hidup.
Dalam bukunya tentang “Population, Resources, Envirounment, Issues in Human Ecology,” Paul R. Ehrlich (1972) mengemukakan bahwa:
Akibat dari kekurangan bahan makanan adalah bencana yang ditimbulkan oleh kelaparan dan malnutrisi. Puluhan orang telah menderita karena kekurangan gizi ini. Anak yang menderita malnutrisi, bukan hanya pertumbuhan otaknya yang terganggu. Pada tiga tahun pertama, pertumbuhan anak akan terganggu.
Pada tahun pertamanya tersebut, tubuh anak akan tumbuh 20% dari besar badan pada usia dewasanya, tetapi dalam waktu yang sama 80% dari otak pada usia dewasanya akan sudah terbentuk. Pertumbuhan otak yang cepat ini hanya mungkin jika tersedia bahan protein yang tinggi dalam tubuh tadi. Protein ini didapatkan kebanyakan dari telur, susu, daging, dan ikan. Jika protein ini kurang atau tidak ada maka pertumbuhan otak akan terganggu. Dan kekurangan ini tidak mungkin diperbaiki sesudahnya. Bahkan juga bentuk kepala akan lebih kecil, tetapi sering rongga kepala tidak dipenuhi oleh otak.
Penelitian-penelitian di Amerika Tengah dan Amerika Selatan telah membuktikan adanya korelasi antara tingkat nutrisi anak dengan kemajuan pertumbuhan jasmani dan pertumbuhan mentalnya. Dari Juni 1997 sampai 1998 Indonesia diterjang oleh krisis moneter dan ekonomi yang parah. Merosotnya nilai rupiah sampai 80% persen terhadap dolar Amerika telah mengakibatkan harga-harga pokok membumbung tinggi hingga tidak terjangkau oleh daya beli rakyat. Akibatnya terjadi kekurangan gizi yang menimpa jutaan anak balita.
Untuk memproyeksikan akibat-akibat pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kondisi kehidupan penduduk tersebut telah dilaksanakan satu penelitianyang sangat unik oleh sekelompok pemuka dunia, yang terdiri dari kira-kira 85 orang dari 35 kebangsaan.kelompok ini dikenal sebagai kelompok Roma (Club of Roma).
Kemajuan dalam pembangunan tidak dapat dilepaskan dari masalah kependudukan, sebab sekalipun hasil produksi secara keseluruhan bertambah mungkin penduduk secara menyeluruh tidak akan merasakannya jika tingkat perkembangan penduduk setaraf dengan tingkat perkembangan hasil produksi. Jika dalam keadaan demikian, terjadilah pembagian hasil yang tidak merata sehingga timbul kemunduran tingkat hidup pada lapisan masyarakat tertentu dan kenaikan pada yang lain.
Pembangunan selalu merupakan proses yang panjang. Pertumbuhan penduduk yang cepat akan meniadakan sebagian besar hasil jerih payah pembangunan. Untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk yang cepat diperlukan pula pertumbuhan ekonomi yang cepat untuk mempertahankan keadaan semula. Pertumbuhan dan perubahan struktur dan mental perekonomian malahan harus lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk, apalagi kalau diperhitungkan jenis dan kuantitas kebutuhan generasi yang akan datang.
6)      Teori-Teori tentang Pertambahan Penduduk
e)    Teori Kependudukan
Thomas Robert Malthus (1964) berpendirian bahwa:
Sebab utama timbulnya kemiskinan dan tingkat hidup yang rendah, bukan semata karena organisasi kemasyarakatan, akan tetapi juga oleh ketidakselarasan yang selalu ada dan di mana-mana akan ada antara jumlah penduduk dan sandang pangan yang tersedia.

Pendapat itu dibuat berdasarkan dua alas an utama. Alasan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Manusia selalu memerlukan sandang pangan untuk hidupnya.
2. Nafsu seksual antara dua jenis kelamin akan selalu ada dan tidak akan berubah sifatnya.
f)    Teori Fisiologi atau Alam
Teori yang menentang pendapat Malthus yang menganggap daya reproduksi manusia merupakan suatu yang tidak akan mengalami perubahan. Tokoh teori fisiologis adalah Sadler, DoubLEDey, Spencer, Carrey, dan dalam abad ke XX ialah Pearl dan Gini (N. Iskandar, 1978).
Sadler mengemukakan pendapatnya bahwa:
Adanya hubungan kebalikan antar daya reproduksi manusia dan jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk bertambah, daya reproduksi manusia akan berkurang, sedang jika jumlah penduduk berkurang justru daya reproduksi manusia akan bertamabah.
Selain itu DoubLEDey mengemukakan bahwa:
Kenaikan kemakmuran akan mengakibatkan turunnya daya reproduksi manusia. Bahaya kelaparan atau bahaya kekurangan makan yang menyebabkan banyaknya kematian akan menimbulkan reaksi manusia untuk bereproduksi anak yang lebih besar.

Sedangkan Spencer mengemukakan bahwa:
Makin maju manusia mengembangkan dirinya makin banyak energi yang diperlukan untuk kemajuan itu dan makin kurang energy yang tersedia bagi daya reproduksinya.

g)    Teori Sosial Ekonomi
Teori ini berusaha untuk menerangkan bagaiman keadaan kemasyarakatan mempengaruhi produksi pangan dan perkembangan penduduk. Tokoh dari teori ini adalah Nassau William Senior, Archibad Allison, Arsene Dumont dengan teorinya mengenai “kapilaritas social,” yakni suatu hasrat manusia untuk memperbaiki kedudukan social-ekonominya, dan hasrat itu bersifat turun temurun.
h)   Teori Transisi Demografi
Teori ini menghubungkan perubahan-perubahan pada jumlah penduduk dengan perkembangan social-ekonomi masyarakat. Jika suatu masyarakat berubah dari suatu masyarakat yang mata pencahariannya di bidang pertanian ke suatu masyarakat yang mengutamakan industrialisasi, maka jumlah serta sifat-sifat penduduknya akan turut berubah pula.
Teori-teori di atas mencoba menjelaskan hubungan antara pertamabahan penduduk dengan peningkatan mutu kehidupan manusia serta masalah kepadatan penduduk yang timbul karena kurang adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dan

5.      Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tidak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi, yakni : padat, cair atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi.
Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar dating dari aktivitas industry ( dikenal juga dengan sebutan limbah ), misalnya pertambangan, manufaktur dan konsumsi. Hampir semua produk industry akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
6.      ciri-ciri Sampah
            Adapun ciri-ciri sampah antara lain :
N  dedaunan pohon gugur seperti kulit pisang dan buah-buahan yang busuk
N  kotoran hewan seperti kotoran ayam, kotoran kambing, sapid an lain-lain.
7.      Dampak Negatif Dari Sampah Bagi Masyarakat
Dampak negative dari sampah sangatlah besar dan merugikan banyak masyarakat, apabila masyarakat membuang sampah sembarangan seperti disungai, dapat mengakibatkan sumber penyakit.
8.      Cara Menaggulanginya
Cara menanggulangi sampah ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain :
1. Masyarakat seharusnya tidak membuang sampah kesungai karena dapat mengakibatkan banjir dan tidak membuang sampah dilingkungan sekitarnya. karena dapat mengakibatkan sumber penyakit. jika perlu masyarakat dapat memanfaatkan sampah atau barang yang tidak diperlukan lagi menjadi barang yang lebih berguna.
2. Sampah organic dijadikan pupuk, sedangkan sampah non organic di daur ulang.


2. Sampah Elektronik
Sampah elektronik adalah kumpulan barang-barang elektronik yang sudah rusak atau tidak dipakai lagi oleh pemiliknya. Sampah elektronik di Negara berkembang mengalami peningkatan yang dipicu oleh penjualan produk elektronik yang sangat murah. Dalam setahunnya tingkat kemampuan daur ulang sampah elektronik tergolong lambat di bandingkan dengan tingkat penambahan sampah elektronik itu sendiri. Semakin lama sampah elektronik semakin menumpuk, sehingga dimensi ruang pembuangan sampah elektronik akan semakin besar dan akan banyak menimbulkan bahaya bagi kehidupan. 
            Perubahan umur dan kemajuan teknologi bidang elektronik memegang kontribusi yang cukup kuat dalam peningkatan volume sampah elektronik yang dibuang. Pada kurun waktu 1997 sampai 2005 saja, rata rata jangka umur komputer di negara negara maju turun dari 6 tahun menjadi kurang dari 1 tahun. Sedangkan untuk penggunaan ponsel, rata rata hanya dua tahun. Hal ini menyebabkan sebanyak 2 50 ton sampah elektronik dihasilkan setiap tahunya dan memberikan masukan sebanyak 5 persen dari total limbah padat yang dihasilkan perkotaan di seluruh dunia.
            Pada awalnya, penanganan limbah elektronik ini sudah diberlakukan dengan baik seperti dengan cara mendaur ulang. Namun karena laju volume limbah yang tidak sebanding dengan kapasitas daur ulang, maka mulailah limbah elektronik ini di ekspor ke negara negara berkembang dengan dalih alih teknologi. Mereka melimpahkan permasalahan ini pada kawasan yang mempunyai celah terhadap pengawasan dan pengelolaan lingkungan yang lemah. Disamping itu, biaya untuk mengekspor limbah elektronik yang lebih murah dibandingkan dengan biaya daur ulang, mendorong laju peningkatan ekspor limbah elektronik secara berkala. Hal ini didukung dengan adannya permintaan akan elektronik bekas dari negara negara di Asia dan Afrika. Karena secara ekonomis, limbah elektronik ini masih memberikan manfaat lebih. Namun, pada akhirnya, ketika manfaat dan nilai dari limbah elektronik yang di ekspor ini sudah berakhir, maka akan menjadi tumpukan sampah yang sudah tidak berguna lagi dan berpotensi menimbulkan permasalahan baru pada lingkungan akhir limbah ini dibuang, dari polusi racun yang ditimbulkanya. Hal ini akan menimbulkan permasalahan baru di area negara yang mengimpor limbah elektronik tersebut. Dengan kata lain, limbah elektronik tersebut hanya berpindah tempat sementara di tempat yang baru.
N  Bahaya sampah elektronik
            Jika sampah organik hanya perlu dibuang dan ditimbun karena mudah lapuk dan bisa diuraikan senyawanya oleh bakteri maka lain halnya dengan sampah non-organik sampah tersebut ditangani mulai dari tempat penampungan sementara hingga ke tempat pembuangan sampah non-organik berupa plastik, besi, kaca, dan beberapa material didaur ulang oleh industri kecil. Sementara itu sampah elektronik berupa trafo, bohlam, radio, TV, telepon, dan komponen pendukung lainnya, belum ada yang menangani secara sistematis dari waktu ke waktu. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun bifenil yang bersifat karsinogenik itu terus menumpuk, hingga berpotensi menggunung dan membahayakan bagi kesehatan manusia. Sampah elektronik mengandung sekitar 1.000 material, sebagian besar dikategorikan sebagai bahan beracun dan berbahaya (B3) karena merupakan unsur berbahaya dan beracun seperti logam berat (merkuri, timbal, kromiun, kadmium, arsenik, dan sebagainya.), PVC, dan brominated flame-retardants. Selain itu keberadaan sampah elektronik juga dapat menurunkan IQ, karena ketika dibakar, sampah yang mengandung logam berat ini menimbulkan polusi udara (pencemaran timbal) yang sangat berbahaya. Timbal adalah neurotoksin (racun penyerang saraf) yang bersifat akumulatif dan merusak pertumbuhan otak. Penyerapan timbal ke dalam darah manusia terutama melalui saluran pencernaan dan saluran napas. Sejak lama timbal dituding sebagai penyebab turunnya angka Intellectual Quotient
            Dari sebuah riset yang dilakukan staf pengajar dan peneliti jurusan Teknik Lingkungan ITB Bandung menunjukkan, adanya hubungan invers (terbalik) kandungan timbal terhadap angka IQ, semakin tinggi kadar timbal dalam darah, semakin rendah poin IQ-nya.Sedangankan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Khidri Alwi, peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Makasar menyebutkan, setiap kenaikan kadar timbal 10 mkgr/dl dalam darah, memicu penurunan IQ sebesar 2,5 poin. Penurunan ini sudah dimulai ketika kadar timbal di atas ambang batas 10 mkgr/dl.Sementara dalam jurnal Enviromental Health Perpective, memuat penelitan yang dilakukan oleh Bruce P Lanphear, yang memperlihatkan, bahwa IQ seorang anak malah mulai menurun saat kandungan timbal dalam darah berkisar 2,4 ± 10 mkgr/dl. Secara pasti Lanphear mengatakan, saat akumulasi timbal menipis kisaran 10 ± 20 mkgr/dl dan 20 ± 30 mkgr/dl, maka penurunan IQ yang terjadi adalah 1,9 dan 1,1. Maksimal penurunan poin IQ dalam riset adalah 3,9.
            Jika sampah ini dibuang akan menghasilkan lindi (cairan yang berasal dari dekomposisi sampah dan infiltrasi air eksternal dari hujan). Cairan yang sangat konduktif ini masuk ke dalam tanah dan menyebabkan pencemaran air tanah.

Zaman sekarang sudah tidak asing lagi sampah-sampah dari barang-barang elektronik. dari zaman ke zaman pasti selalu ada barang yang sudah using dan jadul. Dari situ timbul zat B3 ( Bahan Beracun dan Berbahaya ). seperti yang kita tahu B3( Bahan Beracun dan Berbahaya ) adalah zat beracun bagi manusia. Salah satu contoh sampah elektronik yaitu, CD ROM.
CD-ROM (singkatan dari Compact Disc - Read Only Memory).CD ROM adalah sebuah piringan kompak dari jenis piringan optik (optical disc) yang dapat menyimpan data. Ukuran data yang dapat disimpan saat ini bisa mencapai 700MB atau 700 juta bita.
CD-ROM bersifat read only (hanya dapat dibaca, dan tidak dapat ditulisi). Untuk dapat membaca isi CD-ROM, alat utama yang diperlukan adalah CD Drive. Perkembangan CD-ROM terkini memungkinkan CD dapat ditulisi berulang kali (Re Write / RW) yang lebih dikenal dengan nama CD-RW.

    
     Dari penelitian yang kami lakukan, lampu meja dari CD bekas bermanfaat bagi masyarakat yaitu dapat digunakan sebagai alat penerangan. Selain itu, masyarakat juga dapat membuat lapangan kerja baru atau home industri dari hasil penelitian ini.
     Dari penelitian yang telah kami lakukan, ternyata CD bekas dapat dimanfaatkan menjadi lampu meja.



BAB V
PENUTUP


A. KESIMPULAN
    Berdasarkan penelitian yang kami lakukan kami mengambil kesimpulan :
1.      Penggunaan lampu CD ini telah melahirkan sumber pendapatan baru bagi masyarakat.
2.      Mengurangi volume sampah dilingkungan serta dapat menjaga kelestarian lingkungan.
3.      Lampu CD ini dapat dijadikan sebagai hiasan kamar.
B. SARAN
1.      Berhati-hatilah dalam merangkai lampu, usahakan alat dan bahannya dipastikan dalam kondisi baik atau tidak membahayakan penggunanya.
2.      Lebih kratiflah dalam membentuk kerangkanya.